Pagi ini aku memacu
motor binter tuaku menuju ke sebuah sudut kota tua ini, dmana aku membuat janji
dengan seorang wanita. Janji itu kubuat di facebook, setelah beberapa kali
pedekate
via message dan chat di facebook. Sungguh aku bisa semakin menambah
jaringan gadis berjilbab yang ku nikmati melalui facebook! Tinggal cari cang
cantik, ajak kenalan, lalu dicoba dengan kata2 nakal. Kalo mereka merespon,
lanjutkan ke tingkat selanjutnya 2-3 kali lagi. Kalo terus merespon, sudah
jelas mereka adalah cewek2 berjilbab yang mudah gatal, sehingga gampang saja
diajak mojok berdua.
Orange Café, aku
berhenti didepannya. Segera kuparkir motorku lalu memasuki café itu. Aku
layangkan pandanganku keseluruh penjuru ruangan, menemukan sosok wantia cantik
sedang duduk dipojok, sedikit tersembunyi dengan naungan tanaman penghias
ruangan. Segera kudatangi wanita berjilbab itu sambil memasangs enyum yang manis.
“ajeng.” Katanya
sambil menyambut tanganku. “ternyata kamu ganteng juga yah.” Katanya sambil
tersenyum. Aku juga tersenyum. Dari pengamatan kilatku, Ajeng adalah seorang
yang manis, dengan kacamata dan wajah yang putih, tinggi semampai dan langsing
sekitar 170an cm, dan berumur sekitar 23tahunan. Jilbab kaus cekak hitamnya
yang ia kenakan tidak mampu menyembunyikan buah dadanya yang menggunung kecil
tertutup blazer sederhana berwarna ungu muda. Wanita muda yang aku hafal betul
akan pura2 jual mahal sebelum mengerang dan mendesah ketika memeknya disodok2
kontol.
Sebentar aku
berbincang2 dengannya di café itu, aku lalu mengajaknya untuk berjalan2
berputar kota. Agak lama dia memikirkannya, namun kemudian dengan kemampuanku
untuk merayu, akhirnya dia mau. Segera kuajak wanita berjilbab itu dengan
motorku berputar kota. Pelan2 kuarahkan motorku ke sebuah pantai di utara kota,
yang sepi dan jauh dari pemukiman yang sudah kusurvei sebelumnya.
“kok kesini, mas?”
tanya Ajeng ketika kami sampai di pantai itu. “iya, biar lebih akrab, kita ke
tempat2 sepi.” Kataku sambil tersenyum nakal. Wanita cantik itu hanya tersipu
sambil memukul pelan lenganku. Segera aku mengajaknya ke balik karang yang
lumayan tersembunyi dari pantai.
Sambil duduk
beralas jas hujan yang sudah kubawa dan bersandar karang, kami kembali
bercerita melanjutkan apa yang kami bicarakan di café tadi. Aku bercerita
tentang perjalanan dan petuaanganku (tentu saja petualangan seks tidak
kuceritakan), sementara wanita berjilbab itu menceritakan hidupnya sebagai
seorang mahasiswi tingkat akhir yangs edang berlibur karena baru saja putus
dengan pacarnya.
Sambil bercerita
pelan-pelan aku dekatkan diriku semakin dekat dengan dengan tubuhnya. Kugenggan
tangannya yang halus lalu kubelai kepalanya yang masih terbungkus jilbab. Dia
diam tidak bereaksi. Lalu tanganku berpindah membelai pipi putihnya, Pelan2
tanganku kuturunkan ke bibirnya, dia juga diam tak bereaksi. Kulihat matanya
terpejam. Lalu aku mendekatkan wajahku ke wajahnya. Aku mencium pipinya. wanita
berjilbab itu agak mengelak kali ini. Aku lalu menyandarkan tubuh sekal wanita
berjilbab itu di karang, sambil menyelonjhorkan kakinya yang masih memakai
celana jeans ketat. Ajeng pasrah tanpa perlawanan. Dia memandangku dengan sayu.
Tatapan mata gadis cantik berjilbab ini seolah menolak, namun juga terangsang.
Aku tau ini adalah sebuah tanda. Lalu kukecup kening, kedua pipinya. Kemudian
aku beralih kebibirnya yang sensual itu. Dia hanya diam tidak membalas.
“Jangan ah..”
ujarnya.
Aku tidak
menghiraukan larangannya. Karena aku tau dia mulai menyukai serangan2ku. Aku
membelai payudaranya sambil kukecup terus bibirnya. Perlahan, wanita berjilbab
itu mulai mengerang dan membuka mulutnya.
“Ah..sshh..jangan..
aku gak bisa kayak gini..sshh” protesnya perlahan tanpa melakukan perlawanan
yang berarti.
Aku lalu mulai
berusaha menyibakkan kaus ungu ketat yang ia pakai, namun dia menggenggan
tanganku bermaksud melarang aku untuk meneruskan perbuatanku. Aku harus agak
sabar memang. Kuturunkan wajahku ke perutnya yang masih dibungkus kaus ketat .
Ku tatap belahan selangkangannya yang juga masih ditutupi celana jeans ketat.
Lalu kecium belahan diantara kedua pahanya. wanita berjilbab itu merintih lagi.
“Ahh..”
Aku terus mencium
daerah yang paling sensitive tersebut selama beberapa saat. Dia mulai
merenggangkan kakinya.
“Buka aja yah
celananya, biar agak enakan?” ujarku untuk meminta izinnya.
“Jangan ah. Begini
aja. Nanti keterusan”
“Gak apa apa kok.
Gak bakalan sampai keterusan” jawabku menenangkan hatinya.
Lalu kutarik
risleting celananya. Kemudian kuturunkan perlahan celananya. wanita berjilbab
itu menaikkan pinggulnya membantu .Terlihatlah CD nya yang berwarna cream yang
terbuat dari bahan katun halus. Tepat ditengahnya terpampang gundukan indah
yang kelihatan mulai basah. Lalu kucium gundukan itu.
“Ahh..sshh..” Ajeng
memegang kepalaku. Sambi terus mengecup dan menjilat gundukan memeknya yang
masih tertutupi CDnya, aku membuka celana jeans yang kupakai. Lalu kulempar
jeans tersebut tak perduli ia terbang kemana. Lalu aku melepas juga kemejaku.
Kulihat Ajeng menatap diriku yang bugil dan agak kaget melihat kontolku yang
sudah menegang dan siap menyerang. Dia terlihat pasrah dan tak perduli lagi apa
yang akan kulakukan selanjutnya.Lalu kuturunkan lagi wajahku ke wajahnya. Aku
mengecup bibirnya.
Kali ini wanita
berjilbab itu membalas. Bahkan sambil tetap duduk bersandar di karang beralas
mantel hujan, dia melingkarkan tangannya ditubuhku. Aku sedikit menaikkan
tubuhnya kepankuanku dan kutekan ke karang, lalu kuregangkan kedua belah kakinya.
Kugesek2kan kontolku di diatas memeknya yang masih berbalut CD. Lalu aku
memegang kontolku. Aku udah gak tahan. Aku mencari2 sela diantara CD nya untuk
bisa menyentuh memeknya dengan kepala kontolku.
“Jangan
dimasukin..ahh..aku gak bisa.. sshh..” Kembali wanita berjilbab itu protes.
Tapi aku tidak perduli. Aku tau dia sangat menyukai permainanku. Setelah kubuka
sedikit celah CDnya yang tepat menutupi bibir memeknya, aku menggosok2an kepala
kontolku di bibir memeknya, tentu masih dengan bantuan tanganku. Terasa basah
dan berlendir. Lalu aku mencari2 liang memek yang merupakan target utamaku.
Ketika terasa kepala kontolku sudah tepat berada di depan liang memeknya yang
licin dan basah, aku mendorong pantatku perlahan.
“Ohh.. sshh..
jangann.. ahh..” Dia mengerang ketika kepala kontolku mulai menerobos masuk.
Aku lalu menekan lebih kuat lagi. Dan..blssesbb..masuklah dengan sukses
kontolku kedalam liang kenikmatan miliknya. Matanya yang indah itu sedikit
terbelalak, lalu terpejam kembali
“Ahh..sshh..ohh..”
wanita berjilbab itu melingkarkan kedua kakinya ke pinggangku.
Aku terus menyodok
dan mendorongkan kontolku kedalam memeknya. Aku melakukannya cukup lama.
Sekitar 25 menit. Lalu terlihat dia menegang dan merangkulku dengan kencang.
Aku tau ini saatnya dia orgasme. Aku juga tidak mau kehilangan moment ini. Aku
semakin mempercepat ritme kocokan kontolku menghujam liang memeknya.
“Ahh..jangan
dikeluarin didalam ..hh..ohh..yahh..”Bisiknya.
Lalu terasa aliran
klimaks mulai mengaliri diriku. Aku merasa kontolku akan memuntahkan sperma.
Aku mengocok semakin keras. Lalu aku memeluk dirinya erat2 berbarengan dengan
tarikan kakinya yang semakin memeluk pinggangku dengan kuat. Aku tak berdaya
lagi. Dan, crot..crot..crot..tumpahlah spermaku menghujani liang memek sampai ke
rahimnya.
“Ahh..” Dia
mengerang keras.
Aku menatapnya
lemas tanpa mengeluarkan kontolku yang masih berada didalam memeknya yang
terasa masih memijat-mijat kontolku. Terlihat wanita berjilbab itu tersenyum,
tapi kulihat ada linangan air mata dipipinya.
” Kamu nakal. Tapi
kamu sangat lama bercinta daripada pacarku” Katanya.
Sesudah itu kami
beristirahat sambil berbaring diatas mantel hujan. Tanpa sadar, aku terlelap
sebentar, dan ketika sadar, aku menatap disekelilingku dan mencoba-mencoba
menginngat apa yang telah terjadi. Kemudian kulihat seorang wanita terbaring
disisiku. Ajeng. Ah, ternyata dia begitu masih menggairahkan, pikirku dalam
hati. Aku lalu berpikir untuk menyetubuhinya sekali lagi. Lalu kubuka
selangkangannya yang telah dia tutupi dengan celana dalamnya. Kemudian kujilat
celah diantara pahanya. Aku lalu mengeluarkan kontolku. Kubuka CDnya
pelan-pelan tanpa berusaha membangunkannya. Kuusap bukit berbulu yang indah
tersebut tepat ditengah-tengah, terasa begitu basah. Lalu kulumuri batangku dengan
lendir memeknya yang beraroma sangat khas.
Aku sudah nggak
tahan. Lalu perlahan kuarahkan kepala kontolku yang mengkilat kedepan liang
memeknya yang kubuka dengan bantuan dua jari tanganku. Lalu kudorong perlahan.
Keliatan wanita berjilbab itu menggeliat sebentar. Lalu terdiam kembali. Aku
mendorong kontolku lebih dalam, dan karena laing memeknya sudah begitu basah,
amblas semua batangku menyeruak daging empuk, hangat dan lembab tersebut. Aku
lalu menyodok dan mengocok dengan perlahan. Terdengar wanita berjilbab itu
mendesis, tapi seakan tidak mau membuka matanya. Crep.. crep.. crep.. jlebb..
jleb. Semakin cepat dan semakin cepat. Dia lalu merintih halus.
“Ahh.. sshh.. ss..”
Aku lalu melihat
dia mengejang dan kakinya merapat. Aku tau wanita berjilbab itu mulai merasakan
orgasmenya, ntah dia sadar atau tidak. Aku lalu juga merasa gumpalan-gumpalan
naik mengarah ke kepala kontolku siap untuk dimuntahkan. Lalu kutekan
dalam-dalam kontolku ketika kurasa semburan maniku akan meledak. Crott..
crott.. crott.. crott.. crott.
“Hekkhh..
ahh..”jeritnya. Aku tau dia merasakan semburan maniku yang panas telah
membanjiri liang memek hingga ke rahimnya. Sampai-sampai ketika kuacabut
perlahan, terliat menetes masih dalam kekentalan keluar disela-sela liang memek
hingga menetes ke paha dan lubang anusnya. Ah, betapa nikmatnya, pikirku.
Akhirnya setelah beristirahat beberapa saat, kami merapikan baju kami masing2
lalu beranjak pergi, hingga saat ini ajeng jadi ketagihan bercinta denganku.